Skip to main content

Mari Kita Nikmati Sunset Tanpa Anarki, Sayang...



BONEK in action

Saya tergelitik melihat beberapa berita terkait salah satu personel band Superman is Dead (SID) yang  protes dan mengkritik artis dangdut kenamaan asli Jawa Timur Via Vallen. Yang akhirnya sukses berpredikat trending topic dan jadi bahan debat yang rame. Dan menyedot  para Vianisty (sebutan untuk penggemar Via Vallen) dan Outsider (sebutan untuk fans Superman is Dead) untuk bersuara.

Tapi tenang, ini tak bermaksud untuk mengomentari perseteruan panas diantara keduanya, atau hendak mempelesetkan lagu milik mereka...

No..no..no...

Ini terkait AWAY DAYS atau bahasa kerennya "Tret...tet...tet..." jarene (katanya) Arek Bonek Persebaya. Yang terakhir mereka lakukan pekan lalu ke Pulau Dewata Bali

Melakoni sebuah ritual dalam dunia suporter sepakbola semacam "Away Days" sungguh tidaklah mudah. Ya "Away Days" adalah sebuah upaya mendukung tim sepakbola kebanggaan di kandang lawan (luar kota).

Mendukung tim dalam partai tandang adalah ciri khas dan menjadi salah satu trademark suporter terbesar se-Indonesia ini. Mereka bergerak bergelombang dan militan. Segala cara mereka akan lakukan untuk bisa mendukung tim kesayangannya. Mereka tak ingin tim yang dicintainya berjuang sendirian.

BONEK, singkatan dari Bondho Nekad (Modal Nekat). Berbekal “Wani” (keberanian) saja tanpa modal harta hanya untuk menonton Persebaya berlaga. Walaupun ada beberapa Bonek Lawas yang sudah melakukan AwayDays dengan naik pesawat maupun mencarter bus. Mereka bondho (bermodal) saat Tret…tet…tet ke daerah lain.

Kalau dulu mereka terframming oleh hamper semua media mainstream dengan sebutan gak modal, tukang bikin onar, perusuh, pengacau, pembangkang, bahkan ada yang menyebut mereka supporter maling gorengan.

Tapi sekarang image yang melekat pada mereka perlahan luntur, perlahan mulai menghilang, terkikis seiring waktu berjalan. Itu terlihat manakala BONEK mendampingi Persebaya Surabaya berlaga menjadi penantang bagi BALI UNITED dalam lanjutan kompetisi kasta teratas Liga 1 Indonesia.


BONITA (BONEK WANITA) ikut awaydays ke Bali.



Ya, Minggu 18 Nopember 2018 yang lalu, Bali dipadati para Bonek yang berbondong-bondong demi mendukung tim kesayangan mereka berlaga melawan tim kebanggan pulau Dewata, Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar Bali. Mereka ada yang datang dengan dikoordinir, ada pula yang berangkat secara estafetan (mandiri).


BONEK saat mendukung Persebaya


Mereka yang dikoordinir biasanya berangkat menggunakan Bus, mencarter Elf, Bison ataupun kendaraan pribadi, seperti mobil maupun sepeda motor. Sementara itu yang berangkat secara estafetan, ini juga salah satu ciri khas atau trademark superter dengan logo ndas mangap ini. Mereka ada yang nggandhol (menumpang) truk jenis trailer, engkel, pick up maupun sejenisnya.

Setibanya di Bali, ternyata Bonek kembali berulah.

Ya Bonek seringkali berulah yang negatif, entah itu pelemparan, pengrusakan, tawuran dan sebagainya. Dimana pun mereka melakukan perjalanan untuk mendukung Persebaya selalu saja ada masalah. Nama mereka yang "sexy" dan media darling membuat mereka acapkali diberitakan dengan bumbu-bumbu penyedap rasa yang sungguh sangat berlebihan, melihat tak semua Bonek bersikap seperti itu.

Dan memang rata-rata suporter sepakbola di indonesia masih seringkali berulah negatif. Tapi itu adalah ulah sebagian oknum tak bertanggunjawab yang mengatasnamakan suporter klub tertentu. Tak terkecuali Bonek sendiri. Ya itu wajar sih, karena Bonek adalah basis suporter massa terbesar se-Asia Tenggara. Tentunya semakin tinggi pohon pasti angin pun akan semakin kencang bertiup.

Tapi, ketika menjejakkan kaki di pulau Bali, ulah Bonek kali ini berbeda, ya mereka melakukan ulah yang sungguh berkelas.

Hah...?
Beneran...?
Yakin sumpah...?

Ya, ulah ataupun aksi berkelas itu sungguh layak bila mendapatkan apresiasi. Mereka semakin meyakinkan masyarakat luas bahwa BONEK telah "hijrah", telah berubah, telah memperbaiki diri menjadi semakin baik.

Sebelum menuju Stadion Kapten I Wayan Dipta, tempat Persebaya dijamu Bali United. Banyak dari para Bonek melepaskan rasa penat dan lelah mereka dengan berwisata di beberapa pantai. Mereka tak hanya berwisata, ternyata juga sambil melakukan aksi terpuji dengan bersih-bersih sampah yang berserakan di beberapa titik di pantai tersebut.



Ya, seperti yang tertera pada unggahan video di atas, aksi berkelas Bonek terekam dalam sebuah video. Mereka terlihat mengumpulkan sampah yang mereka temui di sepanjang pantai dan menaruhnya ke dalam sebuah karung yang mereka siapkan untuk tempat sampah.

Di dalam stadion pun, Bonek dan Semeton Dewata (sebutan untuk suporter Bali United) pun saling berbalas chant dan nyayian. Mereka menyuguhkan pemandangan yang luar biasa. Tertib, kreatif dan atraktif.


Bonek di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali


Selama pertandingan yang digelar tepat pukul 18.00 WIT itu pun berlangsung seru dan menarik. Kedua tim pun saling jual-beli serangan.





Di akhir pertandingan yang dimenangkan oleh Persebaya Surabaya dengan skor 2-5 tersebut pun menjadi saksi kebersamaan dan kedamaian diantara Semeton Dewata dan Bonek.

Dan bentuk syukur atas kemenangan Persebaya, Bonek ternyata juga melakukan aksi berkelas di luar area stadion Kapten I Wayan Dipta seusai laga tersebut.






Dan dengan beberapa bukti di atas, In Syaa Allah cukup untuk merubah image bonek sedikit demi sedikit. Hijrah berubah lebih baik lagi. Arus perubahan yang positif ini harusnya menjadi contoh dan trigger bagi semua elemen suporter sepakbola indonesia yang lain. Agar tetap semangat dan berjuang keras merubah citra diri dan kelompok agar hijrah menjadi lebih baik lagi.




Alhamdulillah...
Pada akhirnya Bonek pun bisa menikmati kemenangan Persebaya Surabaya di Bali

Mari kita nikmati sunset tanpa anarki, sayang...


Selamat untuk semua BONEK dan BONITA dimanapun berada.
Terus melangkah ke depan.
Terus berjuang memperbaiki diri...

Salam 1 Nyali...
WANI... 














Comments

Popular posts from this blog

“GO-BLOG LAH SEBELUM NGE-BLOG ITU DILARANG”

“GO-BLOG LAH SEBELUM NGE-BLOG ITU DILARANG” Belajar membuat blog adalah sesuatu yang sangat bermanfaat. Zaman yang semakin modern, menuntut kita untuk selalu up to date . Awalnya dulu, blog biasa digunakan sebagai sarana untuk menulis semacam membuat diary yang bisa dibagikan secara online. Masih ingatkan dulu ketika tahun 90an dimana banyak banget anak memiliki buku harian?. Nah seperti itulah blog. Bedanya, jika menulis di diary , sifatnya offline , hanya sebatas dengan sahabat, teman yang kita kenal atau malah orang yang baru kita kenal. Nah, kalau blog itu sendiri, kita bisa menulis secara online, bisa diakses dan dibagikan kepada siapa saja di seluruh penjuru dunia. Jelas lebih luas lingkup kebermanfaatan maupun kegunaan blog itu sendiri. Fauziah Rachmawati sebagai pemateri kelas blogger Semakin kesini, seiring berkembangnya zaman dan pesatnya kemajuan teknologi membuat dunia blogging tak melulu berisi cerita sehari-hari atau semacam diary kata anak...

Surabaya Seketika Berbeda

Alhamdulillah… Ramadhan kali ini terasa sangat berbeda. Ia hadir memenuhi urutan bulan yang digariskanNya. Untuk menyapa para hamba sahaya. Yang kali ini dirundung kemalangan dan kegundahan. Beriringan dengan makhluk tak kasat mata tapi sangat dirasa kehadirannya, Ramadhan hadir bak oase penyegar dahaga yang nyata haus akan aliran ketenangan dan kesyahduan. Ramadhan bak segelas es teh segar, yang menari hingar-bingar. Ia laksana es campur dan es teler yang memanggil secara spektakuler. Untuk kita meneguknya, tiap teguk secara perlahan diiringi rasa syukur yang tak terukur. Dengan rasa suka tak ternilai raga. Semua terasa indah, karena takdir Allah yang begitu sayang pada kita HambaNya. Dulu oase itu bernama Ramadhan, ia menjadi penyegar dahaga bagi sebelas bulan yang penuh derita. Penuh sayatan luka pedang terhunus bernama dosa. Babak belur dengan hantaman hasad pada saudara. Luka menganga tercabik iri dan dengki. Ditambah remuk redamnya raga karena fitnah tak b...