Skip to main content

CO-mmitment vs CO-rona



Komitmen adalah salah satu bentuk perjanjian. Perjanjian untuk melakukan sesuatu yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih. Bisa juga perjanjian yang dilakukan dengan diri sendiri.

Dalam bahasa Inggris, commitment berarti tanggungjawab terhadap pemenuhan sebuah janji.

Orang yang berkomitmen adalah ia yang bertanggungjawab terhadap apa yang telah dijanjikannya.

Berbicara atau membincangkan sebuah komitmen yang memang sangat seru sekali, apa lagi terkait dengan komitmen yang hehe.. banyak sekali atau bisa dikatakan sering sekali tak berakhir dengan manis.

Tidak usah berbicara tentang suatu komitmen terkait sebuah hubungan, misalnya. Karena jelas itu perlu waktu yang tidak sedikit serta luas sekali penjabarannya.

Sebuah komitmen untuk meningkatan level hubungan sepasang manusia, dari status dekat menjadi serius. Atau dari level serius dengan label pertunangan menjadi pernikahan.

Sebuah komitmen dari manusia kepada Rabb-Nya, ketika awal ia diciptakan untuk tunduk dan patuh serta beribadah hanya kepada Dzat yang satu IlLahi Robbi. Pun berbeda kenyataan ketika ia lahir procot ke dunia fana ini.

Karena berbagai faktor yang mempengaruhinya, hingga akhirnya ia harus dan tergerus oleh yang katanya "takdir" yang menjadikannya Hamba sahaya yang tak lagi menyembah Allah Tuhannya yang satu.

Pun begitu, ketika kita berada di masa-masa seperti sekarang ini, dimana sebuah komitmen amat sangat bernilai harganya.

Manusia dengan komitmen di masa sekarang ini memang bak intan permata, ia amat sangat langka sekali kita temukan di masa sekarang ini.

Memang tidak semua manusia, tapi ini menjadi pelajaran berharga bagi diri kita semua, khususnya saya bahwa menjaga sebuah komitmen ibarat menjaga sebuah panji-panji pasukan di Medan laga.

Begitu berat dan begitu banyak yang mengintai, memperebutkan dan menggodanya.

Tak terkecuali ketika masa pandemi wabah Corona sekarang ini, sebuah komitmen dari manusia-manusia seperti kita untuk selalu bisa ber-Social Distancing, menjaga jarak dan patuh protokol adalah sesuatu yang wah dan mewah.

Komitmen untuk bersama, bersatu padu melawan pandemi wabah korona COVID-19 (Corona Virus Disease 19). Mulai dari diri kita sendiri berdisiplin terhadap apa-apa yang dilarang dan harus dijauhi.

Komitmen yang seperti ini wajib dibangun diri kita sendiri, untuk kemudian kita tularkan serta kita influence ke teman-teman dan khalayak ramai.

Komitmen yang belum semua pribadi manusia Indonesia menyadarinya. Masyarakat awam yang sangat kurang ataupun buta akan sebuah informasi terkait persebaran virus Corona dan akibat-akibat yang menyertainya.

Lalu komitmen dari pemerintah untuk serius atau bahkan lebih serius untuk bersegera melindungi segenap rakyat Indonesia dari keganasan virus yang berasal dari Wuhan China ini.

Yang memang saya lihat masih sebelah mata memandang akibat dari virus Corona yang bisa saja berkepanjangan hingga berganti tahun nantinya.

Yang hanya berharap masyarakat untuk berkomitmen mematuhi protokoler yang anda tanpa ada komitmen dari pemerintah untuk juga memenuhi hajat hidup orang banyak.

Bagaimana mungkin masyarakat mematuhi komitmen untuk ber-Social Distancing dengan salah satunya tidak keluar rumah, jika hak pangan dan urusan perut juga dapur rumah tangga mereka tidak dipenuhi oleh pemerintah yang seharusnya menjadi pelopor tentang komitmen ini.

Jikalau pemerintah berani berkomitmen, "Ok, semua kebutuhan masyarakat rakyat Indonesia yang masuk kategori ekonomi pas-pasan dan yang terdampak wabah virus ini negara yang berkomitmen menanggung kebutuhan hidupnya."

Nah, tentu ini adalah salah satu contoh terbaik terkait komitmen yang tentunya akan dengan senang hati segenap rakyat Indonesia akan turut serta berkomitmen mematuhi protokoler kebaikan dan keamanan ber-Social Distancing dalam rangka memutus rantai penyebaran virus Ocrona dan membumihanguskan virus bernama medis COVID-19 ini.

Atau kita memang harus kembali belajar kepada manusia terbaik di muka bumi ini, Sang Manusia Mulia Rasulullah Muhammad ﷺ.

Dimana beliau Rasulullah Muhammad ﷺ mengajarkan tentang etika dan komitmen serta nilai-nilai kepribadian yang sangat luhur.


Lihatlah Perjanjian Hudaibiyah. Ini adalah perjanjian antara kaum Muslimin Madinah dengan kaum musyrikin Mekah. Ditandatangani di Lembah Hudaibiyah, pinggiran Mekah, pada tahun ke-6 setelah Rasulullah  hijrah dari Mekah ke Madinah.

Kala itu, rombongan kaum Muslimin yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad  akan beribadah haji. Namun mereka tidak dibolehkan masuk ke Mekah oleh kaum musyrik Quraisy warga Mekah.

Rasulullah  pun mengajak mereka bernegosiasi sampai akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian damai.
Ketika Perjanjian Hudaibiyah ditandatangani oleh Nabi Muhammad ﷺ,  banyak dari para sahabat yang protes.

Termasuk Umar bin Khaththab. Sebab, kesepakatan tersebut dinilai merugikan kaum muslimin.

Salah satu hasil kesepakatannya adalah orang-orang kafir yang telah masuk Islam dan berhijrah, harus dikembalikan ke Mekah dan orang Islam yang murtad dari Islam lalu lari ke Mekah tidak dikembalikan ke kaum Muslimin.
Dampak perjanjian tersebut menimpa Abu Bashir dan Abu Jandal, dua sahabat Nabi Muhammad ﷺ. 
Sebelum perjanjian itu disahkan, Abu Jandal yang telah ditahan, disiksa, dan dirantai oleh kaum kafir karena keislamannya, berulangkali dia mencoba hijrah bertemu dengan Rasulullah Muhammad ﷺ.

Ia berharap dapat bergabung dengan kaum muslimin dan terbebas dari siksaan yang dialaminya.

Namun Abu Jandal terpaksa harus kembali ke Mekah.
“Aku datang untuk masuk Islam, banyak penderitaan yang aku alami. Sayang, aku akan dikembalikan lagi,” ucap Abu Jandal penuh kesedihan.
Nabi Muhammad ﷺ hanya mampu menghibur hatinya dan memintanya bersabar.
“Dalam waktu dekat, Allah akan membukakan jalan bagimu,” begitu pesan Nabi Muhammad ﷺ.

Sungguh banyak kebaikan yang bisa diambil dari contoh berkomitmen Rasulullah Muhammad ﷺ ini.

Jadinya bisakah kita ber-Komitmen terhadap Korona ??

Komitmen vs Korona
Nampaknya bukan perkara yang mudah
Perlu keluasan hati dan kelapangan dada
Menerima dan bersabar atas segala ketentuanNya


Salam cinta penuh makna,
Achmad Danang Ramdani

#BERSEMADI_HARIKE-3
#InspirasiRamadhan
#RamadhanPenuhBerkah
#DanangRamdani




Comments

Popular posts from this blog

Mari Kita Nikmati Sunset Tanpa Anarki, Sayang...

BONEK in action Saya tergelitik melihat beberapa berita terkait salah satu personel band  Superman is Dead (SID)  yang  protes dan mengkritik artis dangdut kenamaan asli Jawa Timur  Via Vallen . Yang akhirnya sukses berpredikat  trending topic  dan jadi bahan debat yang rame. Dan menyedot  para  Vianisty  (sebutan untuk penggemar Via Vallen) dan  Outsider  (sebutan untuk fans Superman is Dead) untuk bersuara. Tapi tenang, ini tak bermaksud untuk mengomentari perseteruan panas diantara keduanya, atau hendak mempelesetkan lagu milik mereka... No..no..no... Ini terkait AWAY DAY S atau bahasa kerennya "Tret...tet...tet..." jarene (katanya) Arek Bonek Persebaya. Yang terakhir mereka lakukan pekan lalu ke Pulau Dewata Bali Melakoni sebuah ritual dalam dunia suporter sepakbola semacam "Away Days" sungguh tidaklah mudah. Ya "Away Days" adalah sebuah upaya mendukung tim sepakbola kebanggaan di kandang lawan (luar k...

“GO-BLOG LAH SEBELUM NGE-BLOG ITU DILARANG”

“GO-BLOG LAH SEBELUM NGE-BLOG ITU DILARANG” Belajar membuat blog adalah sesuatu yang sangat bermanfaat. Zaman yang semakin modern, menuntut kita untuk selalu up to date . Awalnya dulu, blog biasa digunakan sebagai sarana untuk menulis semacam membuat diary yang bisa dibagikan secara online. Masih ingatkan dulu ketika tahun 90an dimana banyak banget anak memiliki buku harian?. Nah seperti itulah blog. Bedanya, jika menulis di diary , sifatnya offline , hanya sebatas dengan sahabat, teman yang kita kenal atau malah orang yang baru kita kenal. Nah, kalau blog itu sendiri, kita bisa menulis secara online, bisa diakses dan dibagikan kepada siapa saja di seluruh penjuru dunia. Jelas lebih luas lingkup kebermanfaatan maupun kegunaan blog itu sendiri. Fauziah Rachmawati sebagai pemateri kelas blogger Semakin kesini, seiring berkembangnya zaman dan pesatnya kemajuan teknologi membuat dunia blogging tak melulu berisi cerita sehari-hari atau semacam diary kata anak...

Surabaya Seketika Berbeda

Alhamdulillah… Ramadhan kali ini terasa sangat berbeda. Ia hadir memenuhi urutan bulan yang digariskanNya. Untuk menyapa para hamba sahaya. Yang kali ini dirundung kemalangan dan kegundahan. Beriringan dengan makhluk tak kasat mata tapi sangat dirasa kehadirannya, Ramadhan hadir bak oase penyegar dahaga yang nyata haus akan aliran ketenangan dan kesyahduan. Ramadhan bak segelas es teh segar, yang menari hingar-bingar. Ia laksana es campur dan es teler yang memanggil secara spektakuler. Untuk kita meneguknya, tiap teguk secara perlahan diiringi rasa syukur yang tak terukur. Dengan rasa suka tak ternilai raga. Semua terasa indah, karena takdir Allah yang begitu sayang pada kita HambaNya. Dulu oase itu bernama Ramadhan, ia menjadi penyegar dahaga bagi sebelas bulan yang penuh derita. Penuh sayatan luka pedang terhunus bernama dosa. Babak belur dengan hantaman hasad pada saudara. Luka menganga tercabik iri dan dengki. Ditambah remuk redamnya raga karena fitnah tak b...