Skip to main content

"ANDRI dan MUHASABAH DIRI"




Alhamdulillah..

Pekik syukur kuucapkan begitu mendengar suara rintik hujan yang sayup-sayup terdengar di luaran sana. Belum seberapa lama saat keadaan ini kutanyakan pada teman baik nan setia yang selalu mendampingiku akhir-akhir ini.

Ya, sudah setahun ini kita dekat dan akrab. Lewat sebuah komunitas hijrah yang memiliki program pembinaan dimana menempatkan kami dalam satu lingkaran kecil persaudaraan. Walau tak semulus kelompok lain yang rutin melakukan kopdar (kopi darat) pertemuan rutin tiap mingguan. Tapi kami menjaga intensitas pertemuan dan sapaan lewat media daring bernama WhatsApp.

Ia bernama Andri..
Dan ia adalah seorang lelaki..

Lho – Lho kok laki-laki teman akrabnya mas ???
Jangan-jangan… Mas ini penyuka sesama jenis yaaa ???

Hehehe… Enggak lah…
Enak aeee…

Tenang saja, alhamdulillah saya masih normal dan bisa membedakan mana yang baik dan benar.

Ok, back to the topic…

Lelaki kurus cungkring dan pemalu ini memang berbeda. Ya, ia berbeda dengan para anggota kelompok grup kecilku yang lain, yang lebih humble dan sangat aktif. Yang lebih over acting atau bahkan lebih pede dan selalu mencari perhatian ke teman-teman yang lain. Bahkan cenderung tertutup dan sulit ditebak apa yang dia mau.

Lelaki berpenampilan stylish ini berbackground rock, yes bener banget, dia adalah pemuda yang gemar dengan music cadas dan bergenre metalhead, pokoknya aliran sejenis itu lah. Tak kuduga dulunya jika ia adalah penikmat music metal garis keras, karena dari tampilannya yang kalem dan santun, tersembunyi jiwa yang terkesan keras dan angker.

Ya, potongan rambutnya agak gondrong sebahu, lalu baju atau t-shirtnya yang dikenakan kebanyakan bernuansa music rock dan metal, bahkan nada dering smartphonenya pun keras banget. Bernada gebukan drum set atau drum berdouble pedal yang sangat keras dan memekakkan telinga. Tapi dia masih menjaga adab ketika kami semua berkumpul dengan meminimalisir suara nada dering smartphonenya.

Sahabatku yang satu ini sangat setia banget. Pernah salah satu teman, yang juga aktivis dakwah dan memiliki sebuah komunitas dakwah pemuda yang fokus di pemuda dan dunia hijrah berujar seperti ini..

“MasyaaAllah, mesti ya selalu ada mas Andri disamping Mas Dani. Setia banget sampek iri aku..” Ujarnya begitu saja.

Saya juga heran, tapi lebih banyak bersyukurnya. Karena Allah kirimkan seorang sahabat yang sangat setia dan sabar seperti mas Andri.

Belajar dari Mas Andri tentang arti sebuah kata kesetiaan. Yang jikalau diartikan dalam dunia persahabatan ialah seiya – sekata, bersama dalam suka dan duka dan

Baru saja ia ikut-ikutan dirumahkan, kenapa saya sebut ikut-ikutan. Karena itu bentuk solidaritas darinya untuk teman-temannya yang memang harus menerima kenyataan pahit dirumahkan atau di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Usut punya usut Ketika aku coba telisik lebih dalam, ternyata para temannya yang di PHK ini punya kasus, yaitu pencurian. Tapis ama sekali tidak melibatkan dirinya.

Ketika kutanya dan terus kudesak, kenapa sampean kok ikut-ikutan resign mas ?

Sejurus kemudian ia menceritakan ihwal mula peristiwa dan kronologis kejadian tersebut. Dia merasa memilik tanggung jawab terhadap apapun yang terjadi dan menimpa teman – teman yang berada dibawah pengawasannya. Padahal sang owner perusahaan tempat dia bekerja tidak memintanya untuk mundur atau memecatnya, tapi karena ia merasa itu sebagai bentuk kelalaiannya dalam bekerja dan melaksanakan tugas.

Saya sempat heran, kok bisa ya dijaman seperti ini orang berpikiran seperti itu. Disaat banyak orang tak ingin dirumahkan atau di-PHK. Lah ini kok ada yang berani ambil resiko dengan ikut-ikutan mem-PHK-kan dirinya sendiri demi kata solidaritas dan kesetiakawanan sosial.

Saya jadi teringat sebuah hadits, Dari Nu’man bin Basyir Radhiallahu Anhu.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Perumpamaan sebuah persaudaraan kaum muslimim dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, maka mengakibatkan seluruh tubuh menjadi demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim)

Saya banyak belajar di bulan ramadhan ini padanya.
Bagaimana ia mendapati dirinya yang tak lagi bekerja, tapi masih bersemangat membantu dakwah tanpa kenal lelah dan penuh rasa ikhlas.

Lalu bagaimana ya, ia bisa melanjutkan kehidupan pasca tidak kerja ?
Dengan apa dia menghidupi dirinya nanti ?

Wallahu ‘alam bisshowab


Setulus cinta sebait makna,
Achmad Danang Ramdani

#BERSEMADI_HARIKE2
#InspirasiRamadhan
#DiRumahSaja
#FLPSurabaya
#DanangRamdani
#RamdaniWANI

Comments

Popular posts from this blog

Mari Kita Nikmati Sunset Tanpa Anarki, Sayang...

BONEK in action Saya tergelitik melihat beberapa berita terkait salah satu personel band  Superman is Dead (SID)  yang  protes dan mengkritik artis dangdut kenamaan asli Jawa Timur  Via Vallen . Yang akhirnya sukses berpredikat  trending topic  dan jadi bahan debat yang rame. Dan menyedot  para  Vianisty  (sebutan untuk penggemar Via Vallen) dan  Outsider  (sebutan untuk fans Superman is Dead) untuk bersuara. Tapi tenang, ini tak bermaksud untuk mengomentari perseteruan panas diantara keduanya, atau hendak mempelesetkan lagu milik mereka... No..no..no... Ini terkait AWAY DAY S atau bahasa kerennya "Tret...tet...tet..." jarene (katanya) Arek Bonek Persebaya. Yang terakhir mereka lakukan pekan lalu ke Pulau Dewata Bali Melakoni sebuah ritual dalam dunia suporter sepakbola semacam "Away Days" sungguh tidaklah mudah. Ya "Away Days" adalah sebuah upaya mendukung tim sepakbola kebanggaan di kandang lawan (luar k...

“GO-BLOG LAH SEBELUM NGE-BLOG ITU DILARANG”

“GO-BLOG LAH SEBELUM NGE-BLOG ITU DILARANG” Belajar membuat blog adalah sesuatu yang sangat bermanfaat. Zaman yang semakin modern, menuntut kita untuk selalu up to date . Awalnya dulu, blog biasa digunakan sebagai sarana untuk menulis semacam membuat diary yang bisa dibagikan secara online. Masih ingatkan dulu ketika tahun 90an dimana banyak banget anak memiliki buku harian?. Nah seperti itulah blog. Bedanya, jika menulis di diary , sifatnya offline , hanya sebatas dengan sahabat, teman yang kita kenal atau malah orang yang baru kita kenal. Nah, kalau blog itu sendiri, kita bisa menulis secara online, bisa diakses dan dibagikan kepada siapa saja di seluruh penjuru dunia. Jelas lebih luas lingkup kebermanfaatan maupun kegunaan blog itu sendiri. Fauziah Rachmawati sebagai pemateri kelas blogger Semakin kesini, seiring berkembangnya zaman dan pesatnya kemajuan teknologi membuat dunia blogging tak melulu berisi cerita sehari-hari atau semacam diary kata anak...

Surabaya Seketika Berbeda

Alhamdulillah… Ramadhan kali ini terasa sangat berbeda. Ia hadir memenuhi urutan bulan yang digariskanNya. Untuk menyapa para hamba sahaya. Yang kali ini dirundung kemalangan dan kegundahan. Beriringan dengan makhluk tak kasat mata tapi sangat dirasa kehadirannya, Ramadhan hadir bak oase penyegar dahaga yang nyata haus akan aliran ketenangan dan kesyahduan. Ramadhan bak segelas es teh segar, yang menari hingar-bingar. Ia laksana es campur dan es teler yang memanggil secara spektakuler. Untuk kita meneguknya, tiap teguk secara perlahan diiringi rasa syukur yang tak terukur. Dengan rasa suka tak ternilai raga. Semua terasa indah, karena takdir Allah yang begitu sayang pada kita HambaNya. Dulu oase itu bernama Ramadhan, ia menjadi penyegar dahaga bagi sebelas bulan yang penuh derita. Penuh sayatan luka pedang terhunus bernama dosa. Babak belur dengan hantaman hasad pada saudara. Luka menganga tercabik iri dan dengki. Ditambah remuk redamnya raga karena fitnah tak b...